Tuesday, June 9, 2015

Anak-Anak Pesisir


Anak-anak pesisir bermain di bibir pantai dengan angin laut sepoi-sepoi  menambah syahdu di saat senja. Ombak pasang surut menghantam batu karang memecah riuh di lautan. Anak-anak pesisir yang ramai di bibir pantai satu persatu mulai kembali kerumahnya masing-masing. Suara adzan telah bergema di menara masjid, pertanda bahwa tongkat hari telah di tangan maghrib. Jalan nampak sepi, yang terlihat hanya orang-orang dengan sarung, kopiah, baju koko berjalan menuju letak suara adzan bergema. Anak-anak pesisir bergandeng dengan tangan ayahnya masing-masing berjalan menuju letak suara adzan bergema.
Maghrib dan Isya pun usai, sepanjang jalan terlihat gelap hanya cahaya bintang dilangit dan sinar lampu kecil dengan sumbu sederhanalah yang membantu menerangi jalan. Disepanjang jalan yang tampak hanya satu dua orang yang lalulang di malam hari dan Kelompok nelayan yang pada sibuk sana-sini untuk mengadu nasib di laut. Angin malam yang menggigil menembus tulang tak mampu melawan semangat nelayan untuk melawan laut. Sepi. Sunyi. Hanya suara Tokek yang bersahut-sahutan. Dan desiran ombak yang pecah di bibir pantai.
Sang surya pun tersenyum indah di minggu pagi. Tidak hanya malam hari yang para nelayan sibuk sana-sini. Siang pun demikian. Anak-anak pesisir pun tak mau ketinggalan ketika hari libur tiba. Berbondong-bondong dengan teman-temannya telah berkumpul di tepi kampung, tepat di depan laut. Dengan sampannya masing-masing untuk siap bertamasya di laut.
Seperti biasanya, tak mesti hari libur. Ketika mentari mulai berpihak ke arah barat. Bibir pantai menjadi teman setia mereka di kala senja menyapa. Suka cita terpancar lewat senyum polos mereka. Seperti di sebuah mall atau fun kids. Begitu bahagianya mereka bermain-main dengan laut. Sampai-sampai burung-burung pun iri dengan keceriaan mereka.
Lihatlah samudra itu, seperti itu Impian mereka, Tak ada batas yang mampu membatasi. Pandagilah batu karang ketika gelombang laut menghantamnya, seperti itulah Semangat mereka untuk menaklukan mimpi-mimpinya, tak sedikitpun mereka goyah meski tantangan dan hambatan datang silih berganti.

No comments:

Post a Comment