Entah
mimpi apa semalam, atau angin apa yang baru saja berhembus sehingga membuat
pikiran saya ingat masa-masa kecil ketika bermain permainan tradisional. ah
masa itu kau begitu jauh, dan tak mungkin lagi kembali, skrang hanya bisa
mengingat-ngingat kembali.
Bicara
soal permainan tradisional hampir seluruh daerah mempunyai kemiripan dalam cara
bermainannya. Yang berbeda hanya penamaannya, namun ada juga yang namanya sama.
Ada yang memang khas di daerah tersebut. Nah berikut ini jenis-jenis permainan
tradisional yang ada di kepulauan sula yang membuat saya jadi rindu akan
masa-masa itu
Benteng
Ini
bukan benteng De Varlatching atau
banteng Toloko, tapi ini nama
permainan. Iya nama permainan. Saya mulai dengan permainan benteng karena
permainan banteng ini yang membuat alis saya pecah dan di jahit hingga 6
jahitan. Wajah saya waktu itu berlumuran darah. Serem kan? :D Suatu kejadian
yang sampai saat ini tidak pernah saya lupakan. Masih ada tanda jahitannya loh
sampai sekarang hehehe...
Permainan
banteng ini permainan yang terdiri dari dua regu. Setiap regu anggotanya
menginjak batu yang disimpan di atas tanah, namun sebagian besar kita lebih
memilih batu yang tertanam sehingga tidak bergeser. Anggota regu berlari
kedepan untuk “mengumpan” supaya di kejar (ditepak) oleh regu lawan. Kalau
tertepak, maka anggota regu bersangkutan di tawan. Dan berdiri di dekat Benteng
lawannya. Dia bisa terlepas jika ada teman dari regunya melepaskannya dengan
cara memegang tangannya atau salah satu
anggota tubuhnya. Permainan akan di menangkan oleh salah satu regu jikalau batu
regu lawan yang dijadikan sebagai banteng tadi terinjak oleh lawannya, artinya
menang satu nol dari regu yang berhasil menginjak banteng regu lawannya.
Tangka Kau
sumber gambar:
Tangka
Kau ini hampir seluruh daerah di Indonesia bermain permainan ini. Apakah nama
permainan ini secara nasional? Setelah pesan-pesan berikut ini hehehe... secara
nasional kita kenal dengan nama petak umpet, tapi kalau di daerah saya
Kepulauan Sula di kenal dengan nama tangka kau. Saya juga bingung kenapa
dinamakan tangka kau, ekspektasi saya mungkin di ambil dari bahasa daerah Kau
yang berarti Kayu, sedangkan tangka mungkin di tangkap kali yah... jadi jika di
artikan Tangkap Kayu. Emangnya kayu yang ditangkap???
Tangka
Kau ini di mainkan oleh minimal 2 orang, namun semakin banyak semakin seru. Untuk
menentukan siapa yang nanti bertugas menjaga yaitu biasanya dengan hompimpa.
Proses jaga berganti jika seluruh peserta pemainnya telah di temukan dan yang
di temukan paling pertamalah yang nanti sebagai penjaga berikutnya.
SEM
sumber gambar : http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/2014/04/10-permainan-tradisional-anak-khas.html
Ini permainan yang paling
sering saya ikut main. Permainan ini dimainkan oleh dua grup. Masing-masing
grup terdiri dari 3-5 orang atau bahkan lebih. Karena semakin banyak anggota
pemainannya semakin seru karena banyak garisnya yang harus di lewati. Inti
permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis
secara bolak-balik.
Kanon
Permainan
kanon ini saya tidak tahu di daerah lain ada tidak permainan semacam ini.
Peralatan yang digunakan Gabah. Satu panjangnya sejengkal dan satu lagi panjang
sekitar 30 cm untuk di jadikan pemukul. Cara mainnya, Gabah yang sejengkal
tersebut dipasangkan pada lubang kecil di tanah. Sesudah itu, lalu dipukul
supaya loncat dan dipukul lagi sampai jauh. Kalau sudah jatuh di satu tempat,
kayu yang sejengkal dipakai untuk mengukur (jengkal demi jengkal pada tanah)
sampai pada lubang kecil tadi. Jadi ukuran menang dan kalahnya ditentukan oleh
jumlah jengkalan.
sumber gambar : http://jawatimuran.files.wordpress.com/2012/09/peteng003.jpg
Balengko
Nah Balengko ini agak mirip
dengan tangka kau, hanya saja balengko ini bermain beregu. Setiap regu bisa
terdiri dari 5 orang atau lebih. Cara permainannya: misalnya terdapat regu A
dan B. Regu A bertugas untuk menjaga satu kayu yang tidak boleh di pegang oleh
regu B. Apabila dalam proses bermainnya ada beberapa Anggota regu B yang sudah
di tangkap namun anggota regu B yang lain dapat memegang kayu yang di jadikan
Balengko itu maka anggota Regu B yang di tangkap tadi kembali di lepas, anggota
regu A kembali lagi mencari anggota regu B hingga semuanya tertangkap barulah
Proses penjagaan berganti
Aga-aga/ Salenga-lenga
sumber gambar: http://kebudayaankesenianindonesia.blogspot.com/2012/06/ujian-akhir-semester-lidya-novita.html
Permainan
aga-aga atau salenga-salenga merupakan permainan tradisional lompat–lompatan
pada bidang–bidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar
kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu kekotak
berikutnya. Di daerah-daerah lain pun juga ada jenis permainan semacam ini, hanya
sebagaimana yang saya sampaikan di awal bahwa berbeda dalam penamaan namanya
saja.
Permainan ini
kebanyakan di mainkan oleh anak perempuan, namun ada juga anak laki-laki yang
sering juga ikut bermain.
Panap Met
sumber gambar:
Panap met bahasa daerah sula
jika kita artikan dalam bahasa Indonesia yaitu Panap = tembak met = sasaran.
panap ini dibuat dari bambu, panjang ±30 cm dengan diameter 1-1/2 cm. Bambu
dipilih yang kuat dan tua supaya tidak cepat pecah. Bambu dibagi dua. Untuk
penyodok, bambu diraut bundar sesuai dengan lingkaran laras dan bagian pangkal
dibuat pegangan sekitar 10 cm. Peluru dibuat dari bunga mangrove, kertas yang
dibasahkan, kembang, atau pentil jambu air. Peluru dimasukkan ke lubang laras
sampai padat lalu disodok. Peralatan yang dibutuhkan berupa bambu diameter 1
atau 1,5 cm dan panjang 30-40 cm sebagai laras bedil (bentuk pipa) dan sebagai
tolak adalah batangan belahan bambu yang dihaluskan.
DAM
Oalah... kalau Dam ini dari SD
hingga SMA. Meja-meja sekolah menjadi sasaran untuk di buat petak-petak semacam
papan catur hahaha.... setelah jam istrahat atau guru tidak masuk bukan malah
belajar sendiri tapi malah bermain DAM. Dan bukan cerita sombong yah... saya
juga jago loh kalau bermain Dam ini, tidak percaya? Coba nanya teman-teman
saya. Ada Faicen, Laiko, Naro, Anto, Budi, Kiki, Syams, Yus, Naldin dan yang
lainnya tidak sempat saya sebut satu persatu :D apa kabar kalian? Kalau ketemu
kita main Dam lagi yah... hehehehe
Dua Puluh
Iya nama permainannya dua
puluh. Jenis permainan yang saling kejar mengejar. Cara bermainnya yaitu dengan
menghitung setiap anggota pemain, dari 1 hingga 20 puluh dari jumlah anggota
yang ada. Ketika proses berhitung dan angka dua puluh dapat di salah satu
anggota pemain, maka si-pemain tersebut bebas, dilanjutkan hitung lagi hingga
sisa 1 orang yang bertugas mengejar seluruh temannya, ketika salah satu
temannya telah dapat di kejar maka teman yang dapat di kejar tadi membantu si
pengejar awal tadi. Begitu seterusnya hingga seluruh anggota pemainnya dapat di
kejar. Untuk jumlah pemainnya tidak di batasi, semakin banyak semakin seru
permainannya dan lebih seru lagi ketika bermain di lapangan luas dan saat malam
hari ketika bulan terang, keringatnya minta ampuunnn... dan setelah itu pulang
di rumah langsung naik tidur. Hiks! :p
Nah, itu tadi beberapa permainan tradisional sula
yang sempat tiba-tiba saya ingat sehingga saya menulisnya ini. Tentunya masih
banyak lagi permainan-permainan tradisional sula lainnya karena terkadang
setiap kampung memiliki juga permainan tradisionalnya sendiri-sendiri.
Banyak ternyata yang sama dengan di Ternate, meskipun ada yang beda juga sih.
ReplyDelete- tangka kau (Sula) = balengko atau basambunyi-basambunyi (Ternate)
- sem (di Jawa dikenal dengan sebutan gobak sodor)
- dua pulu (Sula) = tek 20 (Ternate)
- aga-aga atau salenga-salenga (Sula) = cenge-cenge (Ternate)
- dam (ini di catur bisa, di kartas me bisa lagi :D)
- benteng
- panap met (Sula) = dodorobe (Ternate)
Kira-kira ngoni di Sula ada permainan bagini tarada? Di Ternate tu ada permainan bagini.
- bola nit
Konsepnya sama dengan tangka kau di Sula atau balengko di Ternate, hanya saja base-nya bukan dinding. Base-nya adalah daerah kecil pada tanah atau jalan (biasanya di tengah-tengah), dengan bola sebagai alatnya. Untuk menentukan siapa yang menjadi penjaga (di Ternate disebut perjadi), seluruh pemain berdiri membentuk lingkaran, lalu bola diletakkan di tengah-tengah, di atas kepala mereka. Setelah itu bola dijatuhkan dan dibiarkan sampai bola tersebut mengenai kaki salah seorang pemain. Pemain yang terkena bola tersebut menjadi penjaga. Setelah penjaganya sudah diketahui, salah seorang pemain menendang bola sejauh mungkin, dan setelah bola tersebut ditendang semua pemain bersembunyi. Sementara penjaga mengambil bola tersebut dan meletakkan bola tersebut ke base. Lalu dia harus mencari seluruh pemain yang bersembunyi. Ketika dia menemukan seseorang (lebih tepatnya melihat; istilahnya dapa tau), dia meneriaki nama orang tersebut dan berlari menuju base dan menyentuh bola pada base tersebut dengan kaki dan berteriak nit. Tetapi dia harus menyentuh bola tersebut karena pemain yang ditemukan akan mencoba menendang bola itu. Ketika dia berhasil menyentuh bola lebih dahulu, pemain yang ditemukan tersebut dinyatakan mati, dan penjaga tersebut melanjutkan pencarian pemain lainnya. Jika ada pemain yang berhasil menendang bola sebelum penjaga menyentuhnya, seluruh pemain kembali bersembunyi. Jika seluruh pemain sudah ditemukan (dong samua su mati), yang mati pertama kali akan menjadi penjaga, dan harus mencari pemain-pemain lain sampai seluruhnya mati. Begitu seterusnya.
- batu lima
- goro/karet
Biasanya yang lebih sering bermain adalah perempuan, dikenal di tempat lain sebagai lompat tali. Ada banyak jenis permainan ini, yang perempuan pasti lebih tahu.
- bekel
- congkak
Serius di Ternate namanya memang begitu, di tempat lain (terutama di Jawa) disebut congklak. Aturannya sama seperti congklak di Jawa.
- kup-kup
Biasanya kita hompimpa (pimpa di Ternate) untuk menentukan siapa yang pengejar (perjadi). Setelah itu, si pengejar harus mengejar pemain-pemain lain dan berusaha menyentuhnya (dusu sampe tek dia). Sementara para pemain lain berusaha meloloskan diri dari kejaran si pengejar tersebut. Jika ada yang berhasil disentuh (dapa tek), pemain yang disentuh akan menjadi penjaga dan harus mengejar pemain lainnya (termasuk yang berhasil menyentuhnya tadi, karena keduanya sudah bertukar posisi). Selama permainan berlangsung seorang pemain boleh berteriak kup sambil meletakkan jari telunjuknya ke bibir yang dikatup (seperti orang yang mengisyaratkan diam) jika merasa kesulitan untuk lolos dari kejaran si pengejar, tetapi dia harus berdiri di tempat tersebut dan tidak boleh bergerak. Pada saat itulah pemain tersebut tidak boleh disentuh oleh si pengejar, karena sedang dalam kup. Pemain tersebut harus tetap diam sampai pemain lain menyentuhnya. Setelah itu, barulah dia boleh berlari lagi, tetapi dia sudah boleh disentuh oleh si pengejar karena sudah tidak dalam kup.
Itu saja ya'. Masih banyak sih sebenernya, tapi ga' muat.
Salam kenal dariku ya, anak Ternate lama merantau di Jakarta. :)
di Sula ada lagi namanya Nit Talat. konsep permainnya ada dua regu. dengan alatnya yaitu tempurung kelapa dan bola. regu yang bertugas menjaga harus melempar anggota regu yang di dalam daerah permainan dengan bola. sedangkan regu yang bukan penjaga harus menyusun tempurung hingga tempurung yang ada di lokasi bermain semuanya tersusun habis. apabila tempurungnya belum tersusun habis, dan anggota regu semuanya sudah di lempar dan kena bola maka proses jaganya di ganti. tetapi jika ada sebagian anggota regu yang sdah kena bola dan yang lainnya belum, trus bisa menyusun tempurung hingga selesai maka permainan di mulai lagi dari awal. dan anggota regu yang semulanya sudah kena bola bisa masuk kembali.
ReplyDeleteBatu Lima juga ada.
Goro/karet juga ada.
Beker. dll.
Salam kenal juga
Postingan menarik, beta ada mau posting lagi, pas cari referensi ternyata su ada yang posting disini, mantap, anak negeri yang harus angkat budaya negeri www.atobasahona.com
ReplyDeletehehehe.. syukur eb2 sanohi su berkunjung.
DeleteWah, Nice. Ternyata di Sula nama permainannya tidak berbeda jauh dengan permainan di Ternate ya.
ReplyDeleteKebetulan saya mau nulis tentang permainan masa kecil, terus nyari-nyari udah ada yang nulis tentang ini atau belum ternyata udah ada dan nyasar kesini. Heheu:D